Jumat, 30 Oktober 2009

bersyukur

kejadian ini baru terjadi kemarin malam di angkot 112, perjalanan saya pulang ke rumah dari praktikum di kampus. ga tau kenapa dan membuat saya bertanya-tanya apa yang mo dikasih tau Yang Maha Pencipta sama saya lewat kejadian itu. terjebak di situasi yang dialamai orang lain, dimana saya hanya menjadi penonton tapi ini lebih dari sekedar drama reality show.
jadi gini ceritanya...
di angkot yang saya naiki ada satu keluarga, terdiri dari ibu-bapak, dan anak. suami-istri itu buta. anaknya normal. gak beberapa lama saya sadari ternyata anaknya lagi makan dan di tempat makannya cuma ada nasi putih, anak itu cuma makan nasi putih tanpa lauk. Ibu nya ikut makan tapi cuma nasi putih dan lauknya peyek kacang. menjadi salah satu hal paling miris yang pernah saya liat.
Saya sampai nangis ngeliat kejadian ini dan mulai merenungi, bahwa saya kurang bersyukur.. selalu mengeluh sama keadaan. selalu kesel kalo dirumah ga ada makanan, pengen makan yang makanan mahal mulu. membayangkan kalo saya di posisi mereka yang cuma makan nasi putih. ga pake lauk, kenapa saya tidak pernah mensyukuri.
selalu kesel karna punya bentuk badan ga bagus, muka ga cantik-cantik amat, ga pernah terbayang sedikitpun kalo saya diposisi mereka ga bisa ngeliat, cuma mengandalkan alat indera yang lain. mereka lebih jauh ga sempurna secara fisik tapi apa mereka pernah ngeluh? buktinya anaknya masih bisa nyanyi-nyanyi.
akhirnya sepanjang saya perjalanan saya merenungi bahwa saya kurang bersyukur, dan saya masih beruntung karna Yang Maha Pencipta masih mengingatkan saya, dengan cara yang tidak biasa menurut saya.
meningat kejadian itu sampai sekarang saya masih pengen nangis.
inget kata temen-temen saya bilang kalo saya tuh orang jahat, kejam, tapi buktinya saya masih bisa tersentuh oleh kejadian itu. mungkin diingatkan juga untuk saya menggunakan hati nurani. menggerakan hati yang sudah lama diam karna tidak bisa merasakan hal yang menyentuh perasaan lagi. terlalu banyak menggunakan logika.
akhirnya saya bertekad untuk terus tidak lupa untuk bersyukur. bersyukur dengan apa yang saya punya, bersyukur dengan keadaan walaupun sesusah apapun keadaan yang lagi saya jalani. tidak terlalu banyak nuntut.

Jumat, 23 Oktober 2009

kembali nyasar

setelah lama tidak melakukan petualangan akhirnya saya dan teman bernama MIKHA ANITARIA berpetualang..
hmm.. mendapatkan kemalangan lebih tepatnya.
hari ini jumat tanggal 23 oktober tahun 2009, sepakatlah Saya dan kedua teman Saya SUDANTO ADHIWIBOWO dan MIKHA ANITARIA pergi ke atrium senin. sepanjang perjalanan ke senin ga ada masalah, di atrium pun kita merasa baik-baik aja, buktinya selama di Senin kita ga ada yang "nawar".. hhahahhaa
Setelah makan siang lagi untuk kedua kalinya, pulang lah Kami. Sekedar informasi trumah kita ga ada yang berdekatan.
Saya dan Mikha memutuskan menunggu Patas AC Mayasari bakti 134 jurusan depok-senin. Pikiran kita supaya tinggal duduk terus sampe depok.
Ternyata Bis yang ditunggu-tunggu tak kunjung datang.. 1o menit.. 25 menit.. 40 menit.. okeh cukup sudah. Kami memutuskan melipir di jalan Gunung Sahari. Jauh banget.. kalo ada yang atau pernah ngukur berapa jarak dari perempatan lampu merah keramat sampe pintu stasiun senin tahu sendiri berapa jauhnya. kalo yang ga tahu yaah cukup jauh laah.. silahkan bayangkan.
Karna merasa tidak yakin Bis yang kami tunggu melewati jalan ini mulailah kami bertanya-tanya ke orang-orang. dimulai dari seorang ibu penjual minuman, seorang Bapak yang lagi duduk di motor, satpam, seorang mbak yang lagi nunggu bis juga, polisi, dan terakhir seorang bapak yang lagi nunggu bisa ke arah manggarai.
setelah menunggu selama satu setengah jam lebih dikit kami mempertimbangkan untuk berubah haluan, tiba-tiba patas ac yang kami tunggu lewat di depan kami dengan kecepatan yang luar biasa. hilanglah harapan kami untuk naik patas ac 134. Kami memutuskan untuk naek kopaja 20, dimana Saya harus muter-muter untuk sampai ke depok..
tapi semua bisa terlewati.. sekhawatir-khawatirnya kami, setakut-takutnya kami, sepanik-paniknya kami pada akhirnya kita bisa sampai ke rumah masing-masing dengan selamat. walaupun malam skali sampai rumah, badan capek bukan maen, muka penuh debu karna berdiri di pinggir jalan dan disemprot knalpot bis, kopaja, miniarta, motor, dll...
yang saya yakini manusia memiliki kekuatan tersembunyi yang akan keluar jika terdesak. buktinya Saya dan teman saya yang bernama MIKHA itu mampu jalan sejauh-jauhnya dengak secepat-cepatnya.. padahal kalo dipikir di kehidupan kami sehari-hari buat jalan ke depan kampu rasanya malas sekali.

pada akhirnya petualangan ini ditutup dengan kesimpulan yang saya simpulkan sendiri, menjadi sebuah kejadian yang hebat karna bersama patner yang hebat, akan menjadi sesuatu yag susah untuk dilupakan dengan berjalan sejauh-jauhnya, menunggu selama-lamanya, menjadi seorang sebego-begonya, bertanya sebanyak-banyaknya.
Karna sejauh yang saya tahu, bisa aja punya temen banyak tapi punya temen hebat itu jarang. dan salah satu kriteria saya untuk masuk ke golongan "teman hebat" di kamus saya adalah bisa diajak nyasar dan tidak merasa panik. jadi dia bisa bikin acara nyasar-menyasar itu menyenangkan.

dan seorang MIKHA ANITARIA ternobatkan sebagai salah satu "teman hebat" dari banyak teman-teman saya yang terkuat yang mampu diajak nyasar..